Korbankebakaran di Taman Sari, Jakarta Barat masih memerlukan bantuan, khususnya obat-obatan. Sekretaris RT 005 RW 002, Sumadi mengatakan, beberapa bantuan seperti makanan dan minuman sudah diterima, namun ada beberapa bantuan yang masih belum diterima oleh korban kebakaran.
Banyaknya sumbangan warga Australia yang disalurkan untuk korban kebakaran hutan telah menyebabkan sumbangan ke badan amal lain berkurang article contains content that is no longer badan amal bernama Little Heroes Foundation yang berbasis di Adelaide sehari-hari mengumpulkan dana untuk memnbantu anak-anak yang mengalami sakit parah di rumah mengatakan sekarang ini terancam menghentikan kegiatan setelah 24 tahun beroperasi karena minimnya sumbangan yang pengelola Little Heroes, Chris McDermott, mengaku lembaganya bisa bertahan, namun dia tidak yakin untuk berapa lama."Saya rasanya berada di titik paling pesimistis. Banyak keluarga menghadapi penyakit serius entah itu kanker atau yang lain, dan mereka memerlukan bantuan," kata mengatakan sejak bulan Desember, donasi dan kontribusi dari publik hampir terhenti sama sekali."Perhatian publik Australia terhadap kebakaran hutan merupakan hal paling mengesankan yang pernah saya saksikan," katanya."Namun di sisi lain, hal ini mempengaruhi badan amal lain. Kami tidak didanai pemerintah sehingga hal ini sangat berpengaruh.""Kami sepenuhnya berharap dari donasi maupun kegiatan, dan sekarang ini hampir tidak ada sama sekali." Kepala Little Heroes Foundation Chris McDermott mengatakan badannya tergantung sepenuhnya dari donasi warga.ABC News Brittany Evins"Semua badan amal saat ini mengalami kesulitan mendapatkan sumbangan. Ini masa paling sulit dalam keberadaan kami selama 24 tahun terakhir."Menurut laporan Tren Masyarakat Australia yang diterbitkan tahun lalu, 5 dari 6 warga memberikan sumbangan kepada badan amal, dan 20 persen di antaranya menyumbang sebulan laporan tersebut, sumbangan dana yang diterima keseluruhan adalah $AUD miliar sekitar Rp 14 T tahun lalu. Perhatian dunia terhadap kebakaran semak membuat sumbangan ke badan amal lain di Australia berkurang banyak dalam beberapa bulan terakhir.Facebook Eden Hills CFSSangat diperlukan oleh warga yang sakitSeorang warga bernama Jeanne Moloney-Nicholls 58 tahun didiagnosa menderita kanker payudara stadium lanjut di tahun 2017. Dia merupakan penerima bantuan dari badan amal."Kedua payudara saya diangkat, juga ada 11 benjolan dan syaraf di sekitar payudara dibersihkan. Saya menjalani kemoterapi selama 6 bulan dimana seluruh rambut saya hilang," katanya."Saya menjalani 25 sesi radiasi, hampir seluruh tubuh saya terbakar, masa-masa yang paling mengerikan,' pengobatannya selesai, Moloney-Nicholls pindah ke Adelaide dan mengunjungi Cancer Care Centre. Jeanne Moloney-Nicholls pasien kanker di Adelaide banyak mendapat bantuan dari badan amal.ABC News Brittany EvinsBadan amal yang didanai dari donasi publik dan sistem keanggotaan memberikan bantuan kepada pasien kanker dengan berbagai layanan mengatakan layanan itu sangat bermanfaat bagi mereka yang menderita kanker."Ada banyak dampak samping yang terus berlanjut pada pasien kanker tanpa disadari orang lain," katanya."Mereka mengira setelah operasi sudah selesai. Padahal kita harus kembali normal, namun normal yang baru ini berbeda dengan normal sebelumnya.""Lembaga seperti Cancer Care Centre sulit untuk bertahan kalau tidak ada sumbangan dan kebaikan hati para donor."Lihat beritanya dalam bahasa Inggris di sini
Untukmembantu kelancaran operasional dapur umum warga yang terletak di dekat posko bantuan korban kebakaran Kembangan Utara, Jakarta Barat, Pertamina menyalurkan bantuan Bright Gas 5,5 kg sebanyak 20 tabung. Unit Manager Communication & CSR MOR III, Dian Hapsari Firasati mengatakan, bantuan Bright Gas ini merupakan bentuk kepedulian Pertamina atas bencana kebakaran yang mengakibatkan banyak
Kapan terakhir kamu pergi ke hutan? Kapan terakhir kamu menanam pohon? Mungkin itu pertanyaan aneh bagi kamu, tapi pertanyaan-pertanyaan itu sangatlah bermakna untuk ditanyakan pada hari ini. Kenapa? Karena hari ini telah ditetapkan sebagai Hari Hutan Sedunia. Hari yang dijadikan batu peringatan akan pentingnya ekosistem hutan yang didominasi oleh spesies-spesies pohon di seluruh dunia untuk menopang seluruh kehidupan di Bumi ini, khususnya manusia dan bagaimana kita bisa menekan laju kerusakan ekosistem tersebut. Hutan melindungi iklim di planet kita, melindungi kita dari banjir dan erosi tanah. Hutan juga menyediakan air yang sangat esensial bagi hidup manusia dan menumbuhkan tanaman-tanaman pangan kita, juga menyediakan sumber-sumber tanaman obat yang sangat berharga. Hutan adalah rumah bagi keanekaragaman hayati, flora dan fauna, serta sumber makanan dan penopang ekonomi bagi masyarakat adat setempat. Lebih dari itu, bagi kita bangsa Indonesia, hutan-hutan kita dan keanekaragaman hayati serta budaya bersumber daripadanya, yang terhampar dari Sabang sampai Merauke merupakan anugerah Tuhan dan identitas terkuat bangsa ini. Meskipun diakui sebagai ekosistem yang sangat penting di planet ini, dan berbagai komitmen sukarela dari pemerintah berbagai negara maupun perusahaan-perusahaan dicanangkan untuk melindungi hutan yang tersisa, pada kenyataannya laju kerusakan hutan-hutan deforestasi di dunia semakin memprihatinkan. Berdasarkan analisis Greenpeace, sejak 1990–2015, kita telah kehilangan hutan di Indonesia sebanyak 24 juta ha, yang disebabkan terutama karena perluasan industri perkebunan sawit, industri kertas dan bubur kertas, serta illegal logging yang saat ini mulai mengancam hutan-hutan terakhir kita di Papua, sepanjang 2015-2018 saja sudah 130,000 ha hutan telah dibabat untuk perluasan perkebunan sawit. Jejak jaringan area penggundulan hutan untuk perkebunan kelapa sawit di Kwala Kwayan. The World Research Institute WRI mencatat laju kehilangan tutupan hutan di seluruh dunia sebesar 29,7 juta ha di tahun 2016, dan 29,4 juta ha pada tahun 2017. Setengahnya terjadi di daerah tropis, termasuk di Indonesia. Emisi Gas Rumah Kaca tahunan dari hilangnya tutupan hutan tropis yang memicu pemanasan global dan perubahan iklim pada tahun 2015-2017 adalah 63% lebih tinggi dari rata-rata selama 14 tahun terakhir. Kehancuran hutan yang juga merupakan rumah bagi satwa-satwa iconic Indonesia seperti Gajah Sumatera, Harimau Sumatera, Orang Utan membuat mereka semakin diambang kepunahan, para ilmuwan memperkirakan Orangutan akan punah pada 2030 apabila kerusakan hutan terus terjadi. Ini sungguh miris dan memprihatinkan, di tengah janji-janji manis perlindungan hutan. Dampak perubahan iklim semakin nyata di depan mata kita, utamanya bagi Indonesia yang sangat rentan kondisi alam dan geografisnya. Saat ini kita kembali berduka, begitu banyak bencana ekologis seperti banjir baru-baru ini di Sentani, tanah Papua yang memakan korban manusia, tanah longsor, kebakaran hutan dan lahan sejak Januari sampai hari ini, kebakaran hutan di Riau membakar hampir 2,000 ha lahan dan mengakibatkan ribuan saudara-saudara kita di sana tercekik asap dan terserang ISPA, terutama bayi dan balita Seorang warga berusaha melintasi banjir di Sentani, Jayapura, Papua. Para ilmuwan sudah memperingatkan kepada kita, kita hanya punya waktu 12 tahun untuk bisa mempertahankan suhu bumi pada derajat celcius untuk bisa menyelamatkan diri dari perubahan iklim. Solusi paling efektif juga ada di depan mata yaitu menghentikan deforestasi dan memulihkan ekosistem hutan yang rusak. Sekarang. Ya, mulai dari sekarang. Itulah mengapa banyak program penanaman jutaan pohon menjadi kehilangan tujuannya, disamping karena kegagalan teknis dan tidak dibarengi dengan menghentikan kerusakan yang massif tepat dijantungnya, jantung kerusakan hutan tersisa di Indonesia. Dan saat ini yang kita perlukan tidak hanya menghentikan deforestasi tetapi juga bagaimana agar para perusak hutan bertanggungjawab dengan memulihkan ekosistem hutan dan gambut yang dirusaknya yang menimbulkan kerugian bagi lingkungan dan manusia. Hal ini sejalan dengan prinsip polluter pays principle, dan mendorong negara agar lebih serius dalam menerapkan kebijakan-kebijakan yang pro perlindungan hutan dan restorasi dan penegakan hukum terhadap para perusahaan perusak hutan. Pemandangan hutan primer dari udara di dekat Sungai Digul, selatan Papua. Terus bagi kita yang tinggal di kota-kota besar, yang jauh dari hutan, apa dong yang bisa kita lakukan untuk melindungi hutan? Ada banyak hal. Beberapa di antaranya adalah mulai menanam berbagai macam tanaman atau pohon, untuk mengurangi polusi dan menciptakan kesegaran udara dan positive vibes di sekitarmu. Syukur-syukur kamu bisa panen buah yang dihasilkan dari tanaman-tanaman tersebut, asyik kan? Atau kamu juga bisa aktif di kotamu untuk menjaga hutan-hutan kota yang terancam dan melestarikannya, atau juga bergabung dalam kegiatan TuaiTumbuhBersama dan menjadi seorang PenjagaHutan bersama Greenpeace dan jutaan orang di dunia untuk menghentikan perusahaan-perusahaan perusak hutan, menuntut mereka dan mendorong pemerintah untuk memenuhi komitmennya untuk melindungi hutan dan gambut yang tersisa di Indonesia termasuk segera memulihkan hutan-hutan dan ekosistem yang rusak. Terima kasih untuk kamu semua yang sayang sama hutan-hutan kita. Selamat Hari Hutan Sedunia, mari kita lindungi dan pulihkan. Lindungi Hutan Kebakaran hutan tidak hanya mengancam kehidupan manusia, tapi juga mengancam satwa liar asli Indonesia yang terancam punah. Bantu kami wujudkan Nol Deforestasi. Ikut Beraksi
BantuanYang Sangat Diperlukan Oleh Korban Bencana Kebakaran Hutan Adalah Sep 22, 2021 Ini yang Paling Dibutuhkan Korban Bencana Kebakaran Weref Kota Jayapura - Kabar Papua Bantu Ringankan Penderitaan Korban Kebakaran Hutan Lahan Terbuka (Karhutla) Kalimantan dan Sumatera - Lifestyle Fimela.com
- Kebakaran hutan sedang meluas di berbagai wilayah di Bumi. Kebakaran hutan adalah masalah yang serius dan bisa memberikan dampak yang besar bagi ekosistem. Kenali berbagai penyebab kebakaran hutan dengan membaca artikel ini. Kebakaran hutan adalah kebakaran yang meluas dengan cepat dan tidak terkontrol. Besarnya api pada kebakaran hutan diperparah dengan embusan angin yang bisa memusnahkan lahan dan hewan di dalamnya dalam hitungan Fire Service terjadi lebih dari 700 kebakaran hutan setiap tahunnya dan membakar lebih dari 7 juta hektar lahan. Angka ini terus meningkat seiring dengan pemanasan global yang membuat masalah ini tidak bisa dianggap remeh lagi. Api yang berkobar bisa mencapai suhu lebih dari derajat Celcius. Tinggi apinya bisa mencapai 50 meter. Kecepatan penyebarannya hingga dua kali lipat kecepatan manusia berlari. Bisa dibayangkan betapa sulit untuk menghentikan api ini jika terjadi. Baca juga Mengerikan, Bagaimana Kebakaran Hutan Membuat Langit California Jadi Oranye?Dilansir dari Earth Eclipse, terdapat dua macam penyebab kebakaran hutan, yaitu akibat ulah manusia dan kejadian alam. Sebesar 90 persen kebakaran disebabkan oleh ulah manusia. Ulah manusia Berikut adalah berbagai ulah manusia yang bisa menyebabkan kebakaran hutan Merokok. Terdapat kebiasaan orang merokok sambil mengemudi, berjalan, atau bersepeda di sekitar hutan. Lalu mereka membuang puntung rokoknya begitu saja tanpa benar-benar mematikannya. Perkemahan. Api unggun yang dinyalakan di perkemahan bisa berbahaya jika tidak dimatikan dengan cara yang benar. Api unggun akan ditinggal karena dikira apinya sudah padam. Ternyata masih ada titik api di bawahnya dan bisa memicu kebakaran hutan yang lebih luas. Membakar sampah. Membakar sampah menjadi kebiasaan di beberapa daerah tanpa menyadari dampaknya. Baik dampak langsung berupa polusi udara, maupun risiko membakar hutan. Kembang api. Manusia sering menyalakan kembang api ketika perayaan sesuatu. Hanya butuh satu percikan api, sudah bisa menjadi penyebab kebakaran hutan. Penggunaan api untuk persiapan lahan. Masyarakat di sekitar hutan biasanya membakar lahan untuk membuat perkebunan, seperti sawit, kopi, dan coklat. Cara bahaya ini dipilih karena lebih mudah dan lebih cepat. Illegal logging. Kegiatan ini menghasilkan lahan yang mudah terbakar karena meninggalkan sisa daun dan ranting kering yang berpotensi menjadi bahan bakar ketika ada percikan api atau panas. Perambahan hutan. Migrasi penduduk ke dalam hutan, baik disadari atau tidak, akan menyebabkan kebutuhan lahan untuk hidup semakin luas. Ini akan membuat penduduk tersebut membakar hutan untuk kepentingan lahan mereka. Kejadian alam Sebagian kecil penyebab kebakaran hutan terjadi karena kondisi alam itu sendiri. Berikut beberapa penjelasannya Baca juga Hati-hati, Asap Kebakaran Hutan bisa Bawa Mikroba Penyebab Penyakit Petir. Sambaran petir bisa menimbulkan percikan api yang menimbulkan kebakaran. Sambaran ini sering mengenai benda yang tinggi seperti pohon, tebing atau batuan, atau kabel listrik. Erupsi gunung berapi. Lahar panas yang melewati hutan bisa memicu kebakaran. Iklim. Suhu yang tinggi terutama akibat pemanasan global, bisa menyebabkan hutan terbakar. Biasanya suhu panas mulai membakar ranting atau dedaunan kering yang kemudian meluas karena adanya tiupan angin, serta curah hujan yang rendah. Itu dia penyebab kebakaran hutan. Semoga kita bisa mencegah kebakaran hutan bersama-sama, ya. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Mari bergabung di Grup Telegram " News Update", caranya klik link kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel. ONJw. 205 293 75 47 42 362 19 196 39